KabarHangat.com – Malam hari ini, pada Minggu (21/1/2024), Debat ke-4 Cawapres akan digelar. Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming, dan Mahfud MD akan kembali menyampaikan argumennya di atas panggung terbuka untuk yang kedua kalinya.
Debat ini diselenggarakan oleh SCTV, Indosiar, dan MetroTV. Tema yang akan dibahas malam ini mencakup isu-isu pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa.
Nah, artikel KabarHangat.com merangkum berita Jadwal & Link Debat ke-4 Cawapres Minggu 21 Januari 2024. Simak di bawah ini:
Daftar Isi
Jadwal Link Debat ke-4 Cawapres
Hari, Tanggal: Minggu, 21 Januari 2024
Waktu: Pukul 19.00 WIB
Lokasi: Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat
Tema:
– Pembangunan Berkelanjutan dan Lingkungan Hidup
– Sumber Daya Alam dan Energi
– Pangan
– Agraria
– Masyarakat Adat
– Desa
Link Siaran Langsung Debat Cawapres 21 Januari:
Berikut adalah informasi mengenai tautan resmi live streaming debat Pilpres 2024 yang dapat diakses dengan mudah dan tanpa biaya:
Tautan live streaming debat ketiga Pilpres 2024 (YouTube KPU RI)
Mengutip dari CNBC Indonesia. Debat capres cawapres 2024 dapat disaksikan melalui siaran langsung di CNBC Indonesia TV, tersedia di kanal 41 UHF untuk wilayah Jabodetabek, atau melalui tautan streaming di kanal CNBC Indonesia.
Malam ini, akan ada 11 panelis yang akan mengawal debat ketiga cawapres, berikut profil mereka:
- Abrar Saleng
Abrar Saleng, seorang ahli hukum agraria dan sumber daya alam dari Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar. Ia meraih gelar sarjana hukum dan sarjana teknik pertambangan dari Unhas, serta gelar magister hukum dari Unhas pada tahun 1994 dan gelar doktor dari Universitas Padjajaran pada tahun 1999.
- Arie Sujito
Arie Sujito, seorang sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat, dan Alumni UGM. Ia menyelesaikan studi sarjana dan magister sosiologi pada tahun 1997 dan 2004, serta meraih gelar doktor sosiologi di UGM pada tahun 2015.
- Arif Satria
Arif Satria, seorang ahli ekologi politik dan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Saat ini, ia menjabat sebagai rektor IPB University. Arif meraih gelar sarjana di bidang ilmu ekonomi pertanian dari IPB pada 1995, gelar magister dari IPB dengan jurusan Sosiologi Pedesaan, dan gelar doktor dari Universitas Kagoshima, Jepang, pada tahun 2006.
- Dewi Kartika
Dewi Kartika, seorang pakar agraria dan Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA). Ia mendapatkan beasiswa studi transisi agraria di Institute of Social Study (ISS), Den Haag, Belanda, pada tahun 2011. Saat ini, Dewi juga merupakan bagian dari Dewan Global International Land Coalition (ILC) dari Asia.
- Fabby Tumiwa
Fabby Tumiwa, seorang ahli transisi energi dan Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR). Fabby merupakan alumnus Teknik Elektro Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, dan melanjutkan studi di Central European University di bidang tata kelola industri ekstraktif. Ia juga mengambil studi kebijakan energi dan iklim di Universitas Tufts, Amerika Serikat.
- Hariadi Kartodihardjo
Hariadi Kartodihardjo, seorang ahli sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta guru besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan di IPB. Gelar pendidikan tingginya ditempuh di IPB, dengan latar belakang teknologi hasil hutan. Ia lulus pada 1981 dan meraih gelar magister di IPB jurusan Ilmu Pengetahuan Kehutanan, serta gelar doktor dari IPB pada 1998. Hariadi juga aktif sebagai anggota di Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia dan Ketua Dewan Kehutanan Nasional (DKN).
- Ridwan Yahya
Ridwan Yahya, seorang ahli kehutanan dan lingkungan hidup, serta Guru Besar Teknologi Hasil Hutan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Ia meraih gelar sarjana kehutanan dari Unhas pada 1991, gelar magister dari University of the Philippines Los Banos, dan gelar PhD dari Universitas Kyoto, Jepang, pada tahun 2012.
- Rukka Sombolinggi
Rukka Sombolinggi, Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Pertanian Unhas, kemudian meraih gelar Master di bidang Ilmu Politik di Universitas Chulalongkorn, Thailand. Rukka aktif dalam gerakan dan advokasi terkait hak-hak masyarakat adat, termasuk pengalaman sebagai bagian dari Program Masyarakat Adat Regional UNDP di UNDP Asia Pasific Regional Centre di Bangkok, Thailand pada 2007.
- Sudharto P. Hadi
Sudharto Prawoto Hadi, seorang ahli manajemen lingkungan dan guru besar di Universitas Diponegoro (Undip). Gelar sarjananya diperoleh dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) pada 1979, gelar master lingkungan dari York University pada 1989, dan gelar doktor di School of Community and Regional Planning University of British Columbia (UBC).
- Sulistiyowati Irianto
Sulistiyowati Irianto, seorang Guru Besar Antropologi Hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Ia telah mengajar di Bidang Studi Hukum Masyarakat dan Pembangunan, Fakultas Hukum UI sejak tahun 1986. Sulistiyowati meraih gelar sarjana administrasi negara dari UGM pada 1985, gelar magister antropologi hukum dari Universitas Leiden dan UI pada 1990, serta gelar doktor antropologi hukum dari UI pada 2000.
- Tubagus Furqon Sofhani
Tubagus Furqon Sofhani, seorang ahli perencanaan wilayah dan perdesaan dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Gelar sarjana diperoleh dari ITB pada 1991, studi magister dilakukan di Institute of Social Studies, Belanda, dan gelar doktor diraih dari University of Illinois, Amerika Serikat (AS).