5 Gejala Covid-19 Subvarian EG.5 Melonjak Tinggi di Singapura
5 Gejala Covid-19 Subvarian EG.5 Melonjak Tinggi di Singapura
KabarHangat.com – Kasus COVID Singapura naik 2 kali lipat. Sebagian besar kasus disebabkan oleh Gejala Covid-19 Subvarian EG.5. Seperti ini gejalanya
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mencatat peningkatan yang signifikan dalam kasus Covid-19 pada Sabtu (2/12), bahkan mencapai dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengingat kembali gejala-gejala Covid-19.
Pada tanggal 19-25 November 2023, tercatat sebanyak 22.094 kasus, menunjukkan peningkatan dua kali lipat dibandingkan dengan 10.726 kasus pada pekan sebelumnya.
Sebagian besar kasus disebabkan oleh subvarian Omicron EG.5 dan KH.3, yang mencakup lebih dari 70 persen dari total kasus yang teridentifikasi.
Meskipun demikian, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa subvarian utama ini lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian lainnya yang beredar, seperti yang dikutip oleh Channel News Asia.
Subvarian EG.5 sendiri merupakan turunan dari SARS-CoV-2 varian Omicron dan saat ini mendominasi penularan Covid-19.
Meskipun belum ada data yang kuat mengenai gejala Covid-19 subvarian EG.5, para ahli meyakini bahwa sebagian besar gejala yang muncul cenderung ringan. Ahli penyakit menular Kristina K Bryant dari Norton Children’s Infectious Disease menyatakan bahwa banyak pasien Covid-19 Subvarian EG.5 mengalami gejala mirip dengan subvarian Omicron lainnya.
Daftar Isi
5 Gejala Covid-19 Subvarian EG.5`
Beberapa gejala Covid-19 subvarian EG.5 yang perlu diperhatikan antara lain:
Sakit tenggorokan
Infeksi virus corona, termasuk Covid-19 Subvarian EG.5 dapat menimbulkan gejala sakit tenggorokan. Ketika terjadi infeksi, virus memiliki kemampuan untuk merusak sel-sel di saluran pernapasan, yang mengakibatkan peradangan dan menciptakan sensasi tidak nyaman atau nyeri di tenggorokan.
Tanda-tanda sakit tenggorokan yang mungkin timbul melibatkan rasa terbakar, kesulitan menelan, atau perasaan kering di tenggorokan. Dalam beberapa situasi, gejala ini juga dapat disertai dengan sensasi panas.
Sakit tenggorokan umumnya menjadi salah satu gejala awal dari infeksi virus corona, meskipun perlu diingat bahwa manifestasi gejala dapat berbeda-beda antara individu. Jika Anda mengalami gejala atau memiliki kekhawatiran terkait potensi infeksi virus corona, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis dan menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Batuk:
Batuk tetap menjadi tanda umum infeksi Covid-19, termasuk pada subvarian EG.5. Pada dasarnya, batuk adalah respons alami dari sistem kekebalan tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari patogen, termasuk virus corona.
Karakteristik batuk yang terkait dengan Covid-19 dapat bervariasi, mulai dari yang bersifat ringan hingga yang lebih intens. Ada yang mengalami batuk kering, sementara yang lain mengalami batuk dengan dahak. Penting untuk diingat bahwa gejala Covid-19 dapat berbeda-beda antara individu, dan tidak semua orang yang terinfeksi akan menunjukkan gejala yang serupa.
Jika seseorang mengalami batuk atau gejala lain yang mungkin terkait dengan Covid-19, disarankan untuk mencari konsultasi medis, melakukan isolasi diri, dan menjalani tes Covid-19 jika diperlukan. Tindakan-tindakan ini membantu melindungi diri dan orang lain dari potensi penyebaran virus.
Pilek:
Orang terkena infeksi oleh subvarian EG.5 umumnya menunjukkan tanda-tanda pilek, termasuk peningkatan produksi cairan di hidung. Manifestasi gejala ini mencakup keluarnya cairan hidung, sensasi hidung yang tersumbat, dan mungkin bersin-bersin.
Pilek adalah respons alamiah tubuh terhadap infeksi virus, mencerminkan usaha sistem kekebalan untuk membersihkan dan menghilangkan virus dari saluran pernapasan. Meskipun gejala pilek pada infeksi EG.5 cenderung bersifat ringan, penting diingat bahwa gejala tersebut dapat berbeda-beda antara individu.
Jika seseorang mengalami gejala pilek atau tanda-tanda lain yang mungkin terkait dengan infeksi EG.5, sangat dianjurkan untuk memperhatikan kesehatan diri, menjalani isolasi, dan berkonsultasi dengan profesional medis. Langkah-langkah ini tidak hanya melindungi kesehatan individu yang terinfeksi, tetapi juga berkontribusi dalam mencegah penyebaran virus kepada orang.
Demam:
Subvarian EG.5 dari virus Covid-19 dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh, yang dikenal sebagai demam. Demam merupakan respons alamiah tubuh terhadap infeksi virus, dan dalam kasus EG.5, itu menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh sedang berupaya untuk melawan dan mengatasi infeksi.
Selain demam, individu yang terinfeksi subvarian EG.5 juga mungkin mengalami gejala lain, seperti pilek, batuk, atau kelelahan. Demam sendiri dapat memberikan sinyal bahwa tubuh sedang berjuang melawan agen infeksi, memobilisasi sumber daya untuk meningkatkan respons kekebalan dan menghambat perkembangan virus.
Penting untuk diingat bahwa gejala dapat bervariasi antara individu, dan jika seseorang mencurigai terinfeksi EG.5, perlu mencari bantuan medis untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Isolasi diri dan tindakan pencegahan lainnya juga diperlukan untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain.
Kelelahan:
Infeksi subvarian EG.5 dari virus Covid-19 dapat menyebabkan tubuh mengalami tingkat kelelahan yang lebih tinggi dari biasanya. Saat tubuh berjuang melawan infeksi, sistem kekebalan akan menggunakan lebih banyak energi, mengakibatkan perasaan lelah, kelesuan, dan kurangnya stamina.
Kelelahan ini dapat mencakup penurunan daya tahan fisik dan mental, yang mungkin membuat aktivitas sehari-hari menjadi lebih sulit dan meningkatkan kebutuhan akan istirahat yang lebih intens.
Penting untuk diingat bahwa intensitas gejala kelelahan dapat berbeda-beda pada setiap individu, dan manajemen infeksi EG.5 harus dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis yang berkompeten. Jika seseorang mengalami kelelahan yang berlebihan atau gejala lain yang mungkin terkait dengan Covid-19, segera mencari saran medis sangat disarankan.
Refrensi: cnnindonesia.com