KabarHangat.com, – Berita Nasional, Para Bos Smelter Kena Tegur DPR Saat Rapat, Tak Bisa Bahasa Indonesia
Komisi VII DPR RI kemarin (08/06/2023) menggelar rapat konsultasi (RDP) dengan pengelola pabrik pengolahan nikel yang sebagian besar berasal dari China untuk membahas pengelolaan niaga nikel di Indonesia.
Pada artikel KabarHangat.com akan membahas Para Bos Smelter Kena Tegur DPR Saat Rapat, Tak Bisa Bahasa Indonesia. Yuk simak dibawah ini:
Daftar Isi
Para Bos Smelter Kena Tegur DPR Saat Rapat, Tak Bisa Bahasa Indonesia
Pelaksana Tugas Direktur Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Dirjen Minerba) juga turut hadir dalam pertemuan tersebut. Dirjen Muhammad Wafid dan Dirjen Taufik Bawazierdan Kementerian Perindustrian ILMATE.
Di awal rapat, Eddy Soeparno, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI yang memimpin rapat, meminta setiap pengelola di perusahaan smelter untuk memperkenalkan diri dan perusahaannya secara singkat.
Disisi lain, ternyata banyak bos smelter yang tidak bisa hadir, sedangkan sebagian besar bos smelter yang hadir tidak bisa berbahasa Indonesia.
Seperti diketahui, sebagian direktur utama (dirut) di perusahaan asing (WNA) kemudian memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris dan Mandarin.
Setelah mendengar penggunaan bahasa asing, Eddy pun protes karena harus menggunakan bahasa Indonesia dalam rapat resmi parlemen.
“Ini sidang parlemen resmi dan semua sidang parlemen dilakukan dalam bahasa Indonesia. Ini adalah aturannya,” katanya Eddy.
“Jadi Anda tentu diwakili oleh seseorang yang bisa berbahasa Indonesia. Kami nantikan presentasinya, jadi kami berharap ada (penerjemah) yang hadir di ruangan ini,” Tegas kata Eddy.
Oleh karena itu, para dirut perusahaan smelter nikel yang mana akhirnya didampingi oleh penerjemah dan manajer komunikasi perusahaan, waktu menyampaikan pemaparan mereka.
Mulyanto Para Bos Perusahaan Smelter Nikel Tidak Hadir Dalam Rapat
Dari sisi, Komisi VII DPR RI juga mengeluhkan banyak bos perusahaan smelter nikel yang tidak hadir dalam rapat tersebut.
Dirut smelter yang hadir adalah PT Virtue Dragon Nickel Industry, yang diwakili oleh PT Gunbuster Nickel Industry, sebuah grup perusahaan.
“Itu akan menjadi catatan (dari dirut yang tidak hadir dalam rapat), kami akan menyebutnya akan panggil terpisah,” kata Eddy.
Mengutip dari Kompas.com. Beberapa bos smelter nikel yang berpartisipasi dalam RDP adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia (INCO), PT Wanatiara Persada, PT Gunbuster Nickel Industry, PT Obsidian Stainless Steel, Halmahera Persada Lygend.