KabarHangat.com – Aceh, Warga Aceh menolak pengungsi Rohingya karena dianggap perilaku kurang baik dan ketidakpatuhan terhadap norma-norma masyarakat setempat oleh pengungsi Rohingya sebelumnya.
Sebanyak 249 Rohingya yang datang ke Bireuen, Aceh menggunakan kapal kayu, mengalami penolakan dari penduduk setempat. Warga bahkan melarang mereka untuk turun ke daratan.
Kapal yang membawa pengungsi Rohingya tiba di pantai Desa Pulo Pineung Meunasah Dua, Kecamatan Jangka Bireuen, pada Kamis (16/11/2023) subuh. Kedatangan pengungsi ini menarik perhatian banyak orang di sekitar, yang kemudian mendatangi lokasi. Meskipun sebelumnya ratusan pengungsi Rohingya telah terdampar di Aceh, kali ini mereka dihadapi dengan penolakan.
Melansirkan dari KabarHangat.com merangkum berita Warga Aceh Tolak Kedatangan Rohingya, Ini Alasannya. Simak dibawah ini:
Daftar Isi
Alasannya Warga Aceh Tolak Kedatangan Pengungsi Rohingya?
1. Gelombang Pengungsi Rohingya
Kepala Desa Pulo Pineung, Mukhtaruddin, menyatakan bahwa masyarakat setempat bersama-sama menyimpulkan menolak kehadiran Rohingya di daratan, dengan alasan bahwa keberadaan mereka dapat menyulitkan kehidupan di wilayah tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya ketika Rohingya tiba di Desa Matang Pasi pada tanggal 16 Oktober lalu.
Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek, melaporkan bahwa beberapa pengungsi bahkan nekat melompat ke laut dan berenang ke daratan. Kedatangan Rohingya ini telah terjadi selama tiga hari berturut-turut, dengan jumlah yang berbeda. Gelombang pertama mendarat di Desa Kalee, Kecamatan Muara Tiga, Pidie, pada Selasa (14/11), sedangkan gelombang kedua di Pasie Meurandeh, Kecamatan Batee, Pidie, pada Rabu (15/11).
2. Penolakan Pengungsi Rohingya di Aceh
Setelah ditolak di Bireuen, pengungsi melanjutkan perjalanan laut dan sampai di Desa Ulee Madon, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara. Namun, warga di sana juga menolak kedatangan mereka. Kapolres Lhokseumawe, AKBP Henki Ismanto, menyatakan bahwa pengungsi melanjutkan perjalanan pada pukul 22.00 WIB setelah kapal mereka diperbaiki oleh masyarakat dan diberikan bantuan logistik serta BBM kapal.
Henki menjelaskan bahwa penolakan masyarakat terhadap Rohingya terjadi karena tidak ada tempat penampungan yang memadai dan juga adanya kesan buruk dari perilaku Rohingya sebelumnya. Para pengungsi diingatkan melanjutkan perjalanan mereka karena kurangnya kepatuhan terhadap kebersihan, syariat Islam, dan norma-norma masyarakat.
Meskipun warga memberikan bantuan makanan, air mineral, dan mi instan kepada Rohingya, mereka memilih untuk membuang bantuan tersebut ke laut.
3. Rohingya Kerap Tidak Taati Aturan
Kapolsek Jangka, Ipda Novizal, menyebutkan bahwa setelah insiden tersebut, pengungsi diminta untuk melanjutkan perjalanan mereka ke arah timur dan meninggalkan lokasi.
Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Joko Krisdiyanto, menambahkan bahwa beberapa warga bahkan meminta pengungsi yang sudah turun ke darat untuk kembali naik ke kapal karena penolakan terhadap kedatangan mereka, sebagian besar disebabkan oleh perilaku kurang baik dan ketidakpatuhan terhadap norma-norma masyarakat setempat oleh Rohingya sebelumnya.