KabarHangat.com – Debat ketiga calon presiden yang berlangsung pada malam Minggu (07/01/2024) di Istora Senayan, Jakarta, menampilkan ketegangan khususnya antara dua calon presiden, yaitu Anies Baswedan (Nomor Urut 1) dan Ganjar Pranowo (Nomor Urut 3), yang secara terbuka mengkritik Prabowo Subianto (Nomor Urut 2).
Fokus debat ini melibatkan isu Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik, dan penampilan Prabowo, yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, menjadi pusat perhatian.
Daftar Isi
1. Anies Sindir Kemenhan Kebobolan Hacker!
Anies Baswedan mengawali kritiknya terhadap Prabowo dengan menyindir Kementerian Pertahanan yang dipimpinnya karena kebobolan sistem keamanan akibat serangan siber, meskipun anggaran yang dikeluarkan mencapai Rp 700 triliun.
Namun, tidak mampu menangani serangan siber. Sebagaimana diketahui website Kemenhan dibobol hacker pada November 2023.
2. Anies Sindir Prabowo Separuh Tentara RI Tak Punya Rumah Dinas
Selain itu, Anies menyampaikan bahwa sebagian besar anggaran yang digunakan adalah untuk mendapatkan alat utama sistem pertahanan (alutsista) bekas. Pada saat yang sama, banyak anggota tentara yang masih tidak memiliki rumah dinas, dan jumlahnya mencapai lebih dari separuh dari total anggota.
Anies menegaskan, “Sementara itu, Menteri Jokowi memiliki tanah seluas 340 hektare di republik ini, hal ini perlu mengalami perubahan.”
Dia juga mengkritik program food estate singkong, menyatakan bahwa program ini hanya menguntungkan kelompok tertentu, merusak lingkungan, dan tidak memberikan hasil yang diharapkan.
3. Anies Warning Anggaran Alutsista Jangan Bocor Gegara Korupsi
Kementerian Pertahanan yang dipimpin oleh calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menerima alokasi anggaran yang besar, mencapai Rp 139,27 triliun pada tahun ini. Sebagian dari anggaran tersebut digunakan untuk keperluan pembelian dan modernisasi alat utama sistem pertahanan (alutsista).
Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mengajukan pertanyaan kepada calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, mengenai ketidakidealannya anggaran pertahanan. Saat ini, persentase anggaran pertahanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih sekitar 0,78%, sementara menurut Ganjar, idealnya perlu mencapai 1-2%.
Ganjar juga mencatat peningkatan belanja alutsista, meskipun targetnya seharusnya sesuai dengan rencana strategis. Ia menanyakan Anies tentang solusi ekonomi pertahanan untuk mengatasi keterlambatan.
Dalam responsnya, Anies mengemukakan bahwa belanja alutsista harus bebas dari praktik korupsi. Ia menegaskan, “Penting untuk memastikan bahwa belanja alutsista dilakukan secara bersih, tanpa melibatkan korporasi yang memiliki isu korupsi. Hal ini bukan hanya tentang efisiensi anggaran, tetapi juga menghindari kebocoran dalam belanja alutsista.
“Anies menambahkan, “Sama pentingnya adalah memastikan praktik koruptif yang menghambat optimalisasi penggunaan anggaran dihilangkan. Dengan cara ini, proporsi yang dimiliki untuk sektor pertahanan dapat dialokasikan secara tepat. Tanpa anggaran yang mencukupi, alokasi tersebut menjadi sulit dilakukan.”
4. Ganjar Serang Prabowo Soal Beli Pesawat Bekas
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo blak-blakan mengkritisi capres nomor urut 3 Prabowo Subianto soal keputusan membeli pesawat bekas.
Menurut Ganjar, awalnya dia percaya bahwa Prabowo benar-benar paham soal sektor ini. Namun, setelah Ganjar berbicara ke pilot, angkatan udara, ia mengatakan kebijakan yang top-down membuat mereka hanya menerima saja.
Soal pembelian alutsista bekas, Ganjar mengatakan perencanaannya terlalu gegabah. Ia mengklaim persoalan itu tidak dimunculkan sama sekali di industri pertahanan.
Ganjar meragukan kepemimpinan Prabowo, yang menjadi Menteri Pertahanan RI, terkait aturan alutsista.
“Awalnya saya percaya bapak akan memaham ini, tapi sekarang saya meragukan. Saya bertanya ke pilot, bertanya ke angkatan laut soal ini, kebijakan yang top down membuat mereka hanya menerima saja,” kata Ganjar.
“Soal alat alutsista bekas, (mantan menhan) Juwono Sudarsono pernah menolak itu, dan apa yang bapak rencanakan itu ditunda. Apa artinya? Perencanaannya terlalu gegabah pada persoalan dan keseriusan itu tidak dimunculkan sama sekali pada pengelolaan industri pertahanan dalam negeri,” tambahnya.
5. Ganjar Skakmat Indeks Pertahanan RI
Ganjar mengungkapkan kritik terhadap penurunan indeks pertahanan, militer, dan perdamaian Indonesia. Dalam ungkapannya, Ganjar mengajukan pertanyaan langsung kepada Prabowo, menyatakan bahwa ia akan senang jika Prabowo bersedia membantah data yang disampaikannya.
Ganjar mencatat bahwa indeks perdamaian global, kekuatan militer global, kapabilitas militer berdasarkan Lowy Institute Asia Power Index, dan proporsi anggaran militer semuanya mengalami penurunan. Ia kemudian menyoroti bahwa capaian Minimum Essential Force (MEF) hanya mencapai 65,49% dari target 79%, dan ia ingin mengetahui penyebab penurunan tersebut dari Prabowo.
Sumber: cnbcindonesia.com